Bulan Maret lalu tanggal 27 saya dan ketiga teman saya berangkat ke Desa Kledung yang berada pada apitan Gunung Sindoro dan Sumbing. Sekitar pukul 17.00 kami memacu sepeda motor kami dari Solo dan kurang lebih pukul 20.00 kami sampai di Base Camp Gunung Sindoro di Desa Kledung tadi. Setelah beristirahat 15 menit, kami memeriksa barang-barang bawaan kami. Semuanya dilakukan dengan penuh canda tawa, kami belum menyadari apa yang akan terjadi pada kami nantinya. Nah setelah semuanya beres pendakian pun dimulai. Satu jam pertama sungguh membosankan karena melewati jalan setapak penduduk setempat yang menurut kami “kurang garang” hehehe. Setelah diujung jalan setapak tersebut kami beristirahat sebentar. Barulah dimulai trek-trek yang sesungguhnya. Dengan kegelapan malam yang menyelimuti kami semakin menyusahkan mencari jalan bagus. Treknya berpasir dan berlumpur karena hujan sore tadi, begitu kata penduduk setempat. Beberapa kali kami terpeleset tapi tidak menyurutkan semangat kami. Sepanjang jalan yang terdengar hanya bunyi nafas kami yang berhembus keras. Tepat pukul 01.00 dinihari kami memutuskan nge-camp dulu, beristirahat supaya besoknya punya tenaga lagi. Setelah membuat doom kami memasak beberapa logistik yang kami bawa, lumayan kenyang..hehehe.
Pagi sekitar jam 09.00 kami bangun, masak lagi, makan, membongkar doom, memungut sampah bekas logistik kami lalu kembali pada jalur pendakian. Kami semangat sekali pagi itu. Sekitar dua atau tiga jam kemudian mulai lah kami mengeluh…hehehe, kok belum sampai juga…hehehe. Perjalanan semakin terasa berat. Dapat trek datar barang semeter saja sudah membuat kami senang bukan kepalang. Parahnya lagi sekitar jam dua hujan mulai turun. Trek yang tadinya terus menanjak, kini mulai ditambah pasir dan aliran air seperti sungai kecil, semakin menyusahkan saja. Ditambah mantel yang kami pakai menyulitkan untuk melangkah. Kami tidak menyerah. Pendakian terus dilakukan. Sejam kemudian hujan mulai reda, tinggal rintik-rintik kecil saja. Herannya walaupun sudah memakai mantel, pakaian kami tetap saja basah kuyup, untunglah tas carrier kami tidak basah-basah amat. Trek yang kami lalui juga semakin menanjak, beberapa kali kami harus memanjat trek batu tersebut karena beratnya beban yang kami pikul. Selama perjalanan setelah hujan redah itu, yang menyulitkan adalah kilat yang menyambar-nyambar. Beberapa kali kilat menyambar hanya sekitar tiga atau empat meter dari tempat kami. Sekitar jam empat, teman-teman memutuskan untuk nge-camp lagi karena ada salah satu teman kami yang sudah sangat kedinginan. Setelah mencari tempat yang bagus dan aman, kami membuat doom lagi. Setelah itu kami mengganti pakaian kami yang basah kuyup lalu berbaring sejenak. Saat berbaring, ada sesuatu yang mengganjal dalam diri saya. Dalam hati saya terus ada suara yang mengejek katanya ” masa segini aja udah nyerah. Targetnya mana?”. Tanpa pikir panjang, saya memutuskan untuk meneruskan perjalanan sendirian. Teman-teman berusaha keras mencegah saya. Tapi tekad saya sudah bulat. Akhirnya saya melakukan pendakian ke puncak sendirian. Waktu itu jam lima sore. Saya dibekali tiga bungkus mie, senter, mantel untuk membuat bivak sederhana, SB, dan korek api. Dengan penuh semangat saya terus menjejakan kaki di trek yang semakin sulit. Sekitar satu jam kemudian………saya sampai teman-teman. Rasanya puas dan nikmat sekali.
Setelah berfoto-foto sebentar, saya mengelilingi kawah mencari pendaki-pendaki lain…ternyata…ya ampun tak ada satu pun pendaki lain selain saya di puncak. Timbul ketakutan dalam hati saya. Rasanya badan sudah tidak sanggup lagi untuk turun lagi ke tempat teman-teman nge-camp. Segera saya mengumpulkan kayu bakar dan membuat bivak dari mantel. Ketika akan membakar kayu-kayu yang saya kumpulkan, korek api yang saya bawa ternyata basah, lagi pula kayunya juga basah. Terpaksa saya harus gelap-gelapan di puncak sendirian. Malam itu merupakan malam terpanjang untuk saya. Pukul 19.00 saya sudah berbaring di dalam bivak. Saya berusaha keras untuk tertidur, tapi sungguh tidak bisa. Suara-suara malam selalu mengusik saya, desir angin, binatang malam, dan entah bunyi-bunyian apa lagi. Ku daraskan doa setiap waktunya. Sekitar pukul 22.00 hujan turun lagi. Bivak yang saya buat tidak cukup kuat menahan curahan air hujan, tapi untunglah masih dapat menjadi tempat belindung yang aman untuk saya. Setelah hujan reda, sekitar jam setengah sebelas, saya keluar dari bivak untuk memperbaikinya. Gelap, sungguh gelap. Bintang sama sekali tidak kelihatan tertutup awan gelap. Untunglah malam itu tidak terjadi apa-apa. Pagi hari tiba dan saya pun berdoa mengucap syukur dan berterimakasih pada alam.
Pukul 06.00 saya turun dari puncak menuju ke tempat teman-teman. Mereka sangat senang melihat saya kembali dengan selamat. Sekarang gantian saya yang menjaga doom dan mereka yang ke puncak.
Inti dari cerita ini adalah jika kita hormat pada alam maka alampun akan menjaga dan mencintai kita.
Pulangnya, kami memungut sampah-sampah plastik yang kami temui dalam perjalanan kami turun gunung .
Dangstars said,
Desember 19, 2009 @ 5:37 am
Senangnya bisa naik gunung,itu adalah hobi saya waktu muda 😛
Sekarang gak ada waktu lagi untuk naik gunung dan nginap digunung,Terimakasih telah berbagi ,,untuk mengenang
Dangstars said,
Desember 19, 2009 @ 5:38 am
Lain kali kalo ke gunung persiapan harus diperhatikan lagi
😀 😀
Dangstars said,
Desember 19, 2009 @ 5:39 am
Terimakasih atas kunjungannya di blog yang sederhana saya,Semoga lain kali jangan bosan
😛 😀 🙂 0 ;P
alfarolamablawa said,
Desember 19, 2009 @ 5:51 am
Mas Dangstar..: persiapannya sudah matang kok hehehe..hanya ada beberapa yang kita tidak tahu bakal terjadi. makasih nasihatnya mas….akan sering saya kunjungi..hehehe
sunarnosahlan said,
Desember 19, 2009 @ 5:51 am
petualangan yg seru. syukurlah tidak terjadi apa apa
dias said,
Desember 19, 2009 @ 5:56 am
alhamdulillah ga napa2 😀
alfarolamablawa said,
Desember 19, 2009 @ 5:57 am
mas Sunarnosahlan..dan mba dias : iya syukur bgt..itu dia pesannya..alam akan menjaga kita kalo kita menghormatinya.
sumartono said,
Desember 19, 2009 @ 6:00 am
Duh enaknya ya jadi pecinta alam. Sukses selalu mas alfaro.
alfarolamablawa said,
Desember 19, 2009 @ 6:05 am
makasih mas ataS kunjungannya…salam hangat selalu
sunarnosahlan said,
Desember 19, 2009 @ 6:19 am
link sudah saya pasang
Budy Santoso said,
Desember 19, 2009 @ 7:10 am
wah ini seperti yg pernah saya alami sewaktu saya masih muda hehehe waktu pendidikan dasar Wanadri dan aku mengambil jurusan gunung hutan kemudian untuk mendapatkan nomor aku harus melakukan ujian yaitu pendakian 17 gunung dijawa pada th 1992 salah satunya ya kesini ini kami lebih mengenal dan menyebutnya Gunung Sindoro Sumbing karena letaknya yg berdekatan.
Salam sukses n ay lap yu pulll
UmuKamilah said,
Desember 19, 2009 @ 7:41 am
Pengalaman seru yg mendebarkan. 🙂
mamah aline said,
Desember 19, 2009 @ 9:04 am
mampir kembali mas, silakan tukar link saya pasang linknya juga ya..
alfarolamablawa said,
Desember 19, 2009 @ 9:19 am
mas sunarnosahlan : makasih yah mas…hehehe
mas budy santoso : wah wah..mas budy boleh juga nich..hehehe
mba umukamilah : iya nich mba
mamah aline : punya mamah udah saya pasang juga
haris ahmad said,
Desember 19, 2009 @ 9:27 am
salam kenal ^.^
haris ahmad said,
Desember 19, 2009 @ 9:28 am
^.^ kunjungan balik
salam kenal
alfarolamablawa said,
Desember 19, 2009 @ 9:28 am
salam kenal juga mas haris
7 taman langit said,
Desember 19, 2009 @ 9:35 am
salam sejahtera
terima kasih dach komen di blogku
maaf yach..
saya nda tau gemana caranya tukaran link
alfarolamablawa said,
Desember 19, 2009 @ 9:37 am
sama-sama…oh gtu yah saya aja yang add link sampean yag
morishige said,
Desember 19, 2009 @ 9:41 am
iya masbro. posting kita sama-sama soal Sindoro. aneh ya.. kok bisa sama gitu.
btw gila bener sendirian di puncak sindoro. dingin banget tuh. apalagi cuma pake bivak. orang pake tenda aja dinginnya udah menusuk banget.
salam kenal y.. 😀
morishige said,
Desember 19, 2009 @ 9:42 am
oh ya.. abis ini linknya saya pasang deh di blog. 😀
alfarolamablawa said,
Desember 19, 2009 @ 9:46 am
uda saya bilang mas…pengalaman tak terlupakan hehehe
makasih linknya mas.. setelah ini punya mas saya pasang
agung chandra presetya said,
Desember 19, 2009 @ 9:46 am
mantap banget bro,
btw adem ga sich di sindoro?
jadi pengin muncak ke sindoro,
salam kenal yaa
alfarolamablawa said,
Desember 19, 2009 @ 9:47 am
wuadem bgt mas…maklum 3ribuan c mas…
tapi mpe puncak g bakalan rugi…
treknya susah mas.. tapi punya taste tersendiri bagi lelaki…hehehe
agung chandra presetya said,
Desember 19, 2009 @ 9:56 am
oke makasih atas info n pengalamannya,
Insya Allah tanggal 31 des 09 aq n tmn2 akan ke puncak sindoro,
btw saran mas gimana?
bahaya ga kalo muncak bulan ini?
trims
alfarolamablawa said,
Desember 19, 2009 @ 9:59 am
bulan ini keliatannya lagi ditutup mas baca di beritanya aja. search di google. kan lagi musim hujan juga nich…sindoro kalo musim hujan bahaya mas
agung chandra presetya said,
Desember 19, 2009 @ 10:39 am
oke mas,
info bisa saya jadikan referensi dan saya bicarakan dengan teman2.
terima kasih banyak mas,
berarti cocoknya mendaki pada musim kemarau yaa mas?
alfarolamablawa said,
Desember 19, 2009 @ 10:47 am
kalo musim kemarau bisa juga mas. saya belum pernah soalnya. tapi menurut pengalaman teman-teman bagus.
mahardhika said,
Desember 19, 2009 @ 10:11 am
wow.. berani bngt….tapi pengen bngt rasain daki.. meski cape pastinya terbayar dengan nikmatnya suasana puncak 🙂
alfarolamablawa said,
Desember 19, 2009 @ 10:18 am
mantapnya daki gunung gitu mba dika..
linknnya udah saya pasang…hehehe
bluethunderheart said,
Desember 19, 2009 @ 10:38 am
kunjungan perdana
salam hangat selalu
hebat
alfarolamablawa said,
Desember 19, 2009 @ 10:40 am
salam hangat selalu juga mas blue
Nyiel.Nada said,
Desember 19, 2009 @ 10:41 am
Wah,perjalanan yang menyenangkan!
Ok! Mari tukeran Link!
Uda dipasang!
Link back ‘n cek yah! (:
alfarolamablawa said,
Desember 19, 2009 @ 10:54 am
oke udah kok cek juga yah
inongaceh said,
Desember 19, 2009 @ 10:49 am
jadi kepingin…
semoga suatu hari aku juga bisa menikmati indahnya alam
sendiri bersama angin, pohon dan semua yang ada di hutan
tary bailah said,
Desember 19, 2009 @ 10:49 am
sendirian nggak takut yah??? aku juga pengen naik gunung, pengen berdoa di sana, ada yang bilang kalo kita berdoa di tempat yg tinggi, maka doa kita itu akan cepat terkabulkan, heheh
agnes sekar said,
Desember 19, 2009 @ 10:52 am
Selamat sore Alfaro, hobbynya sama dengan saya, sayapun tipe petualang, dan saya cinta alam Indonesia. Ketika Mahasiswa dulu di UNPAD angkatan tahun 1980 saya masuk Group pecinta Alam, yang sesepuhnya sampai sekarang masih gagah yaitu ULE ( Agus ). Banyak hal menarik jika kita menekuninya dengan cinta, seperti pengalaman diatas sayapun sempat mengalaminya. Memang jika kita pahami benar-benar, cinta Alam semakin cinta pada Penciptanya, maka menjalani hidup ini dengan cinta dan penuh kasih sayang. Terima kasih postingannya, Sukses untuk anda.
Regards, agnes sekar
alfarolamablawa said,
Desember 19, 2009 @ 10:56 am
inong : wah sekali-skali harus nyobain, nanti ketagihan dech hehehe
mba tary : hehehe ada-ada aja…berdoa saat matahari terbit atau terbenam di puncak gunung…waduh bakalan g terlupakan
bu Agnes : wah Ibu hebat bgt… salut.. masih bu?
tary bailah said,
Desember 19, 2009 @ 11:09 am
link nya dah aku tancep di blogroll ku, heheh backlink ya?
alfarolamablawa said,
Desember 19, 2009 @ 11:10 am
ukeeee mba tary hehehe
Rizal Islami said,
Desember 19, 2009 @ 12:04 pm
ceritanya top abis
alfarolamablawa said,
Desember 19, 2009 @ 3:02 pm
makasih mas rizal…jangan bosan-bosan main sini yah
and1k said,
Desember 19, 2009 @ 12:26 pm
kunjungan pertama nih salam kenal
bocahbancar said,
Desember 19, 2009 @ 1:18 pm
Save our Earth………..
bri said,
Desember 19, 2009 @ 1:37 pm
salam malam mas dari bri…
emang gak terlupakan mas..kedinginan
sumpah ngebacanya aja berasa apa lagiih digunungnya..brr brr brrrr^^
met tahun baru islam 1431 hijriah
alfarolamablawa said,
Desember 19, 2009 @ 3:05 pm
mas andik : salam kenal juga mas
bocah bancar : yeah I like that spirit
mas bri : iya mas dingin bgt…tapi harus dicoba daki gunung mas
Rychan said,
Desember 19, 2009 @ 1:53 pm
kunjungan balik mas, menanggapi pertanyaan mas tentang cara gabung di RFren yaitu:
1. Memasang banner RFren dan salah satu anggota RFren
2. Menulis postingan tentang award RFren yang ada di halaman RFren contoh di sini (boleh dicopy paste), sunnah.
3. Blogwalking ke anggota RFren minimal setengah dari anggota
kayaknya itu saja point pentingnya, maaf jika merepotkan. salam blogger Cilacap 🙂
Rychan said,
Desember 19, 2009 @ 2:06 pm
eh kelupaan link contoh postnya…..
Rychan said,
Desember 19, 2009 @ 2:07 pm
Wah nggak muncul….http://herrysaputra.wordpress.com/2009/03/10/woro-woro-2-rfren/
alfarolamablawa said,
Desember 19, 2009 @ 3:05 pm
oke mas…nanti yah mas..hehehe… pisssss
Ruang Hati said,
Desember 19, 2009 @ 2:52 pm
kalo ada foto foto dari keindahan gunung sindoro dunk, pengen lihat visualnya
alfarolamablawa said,
Desember 19, 2009 @ 3:07 pm
oke oke…nanti saya posting lagi mba. bakalan g nyesal daki sindoro
ajikinai said,
Desember 19, 2009 @ 3:58 pm
hei..thanks dah mampir, link nya udah dipasang.. ^.^
wah, asik bener jalan jalan ke gunung. Pemandanganya pasti indah banget, kapan kapan pengen juga…
doelsoehono said,
Desember 19, 2009 @ 4:50 pm
Salam
kunjungan balik ….Alhamdulillah masih dalam lindunganNya .
semoga tetap menyintai apa yang menjadi CiptanNya dan selalu merawatnya
mariadiana25 said,
Desember 19, 2009 @ 5:03 pm
jah…. asikan di puncak kenimatan nges*x
indra wardana said,
Desember 19, 2009 @ 5:15 pm
jah…. asikan di puncak kenimatan nges*x
alfarolamablawa said,
Desember 19, 2009 @ 5:45 pm
ajikinai : kapan2 coba aja bro…dijamin dan digaransi asyik
pak doelsuhonoe : sama2 pak.. jangan bosan main sini yah
Indra : hahhaha…setubuuh…
Khery Sudeska said,
Desember 19, 2009 @ 6:59 pm
Cerita yang asyik sekali, Mas. Bergerak (hijrah) langsung menemui alam, tentu saja akan membuka wawasan dan pengertian kita tentang alam, dan membuat kita mengerti harus bagaimana dengan alam. 🙂
alfarolamablawa said,
Desember 19, 2009 @ 7:33 pm
tepat sekali mas khery sudeska…
kabol said,
Desember 19, 2009 @ 11:24 pm
menikmati ke indahan alam top habis
slm kenal kunjugan perdana
wibisono said,
Desember 20, 2009 @ 3:21 am
wah mantap kang.. sayang liburan suro ini gak bisa berpetualang ke puncak gunung lawu dikarenakan ada acara.. huhuhu
kalo gunung sindoro belum pernah ke sana..
alfarolamablawa said,
Desember 20, 2009 @ 1:03 pm
Mas Kabol : terimakash mas kunjungannya
Mas Wibisono : Wah Lawu juga meninggalkan kenangan lho mas
fauzikun said,
Desember 21, 2009 @ 3:31 am
wahh dapet pengalaman hebat tuh di puncak gunung. 🙂
udah lama juga nih gan sayah tidak naik gunung,
klo masih SMP dulu sih sering naik gunung, soalnya pernah ikut PMR dulu pas SMP,
emang seru naik gunung 🙂
alfarolamablawa said,
Desember 21, 2009 @ 1:38 pm
iya nich mas fauzikun hehehe seru. sekarang kok g lagi mas?”
Triunt said,
Desember 25, 2009 @ 8:42 am
Hah di puncak sendirian cuman pake Bivak?
nggak kebayang deh dinginnya.
Tapi bagus juga tuh petualangannya.
temenmu yg di bawah nggak pada cemas tuh 😳
bayuyeah said,
Januari 4, 2010 @ 7:49 am
setelah liat2, pendaki juga ternyata, yihaa salam rimba 😀
arhsa said,
Januari 5, 2010 @ 9:46 am
mantaaaaaaaaaaaab.
pengen ngerasain daki gunung euy, yang ada di garut aja blum pernah keinjek he… selamat
Wawan Purnama said,
Januari 6, 2010 @ 8:45 am
Hebat euy..ke sindoro sendirian… gabung aja sama saya Mas.. Bulan ini ke Baduy..
ipolwashburnamri said,
Januari 17, 2010 @ 8:41 am
wah,,mantap,,,jiwa berpetualang ya mas.??
saya tunggu ne crita-crita seru yang lebih menantang lg ne….
salam knal ya mas…
ak sh br di blog,jd blom banyak tmen ne,,sring2 mampir blog ak y mas,,,hehehe
thalique said,
Januari 30, 2010 @ 9:30 am
berharap kapan kapan aku juga bisa ke sindoro..
rhudie1990 said,
Juni 19, 2010 @ 4:00 am
hijau lah hutan ku.. kapan bisa mendaki lagi ni
dennyubedz said,
Januari 28, 2013 @ 6:23 am
ijin nyimak aja